Kompon Oil-Based vs Water-Based

Kalau kamu sering main di dunia detailing mobil, pasti pernah dengar istilah O/W dan W/O. Ini sebenarnya cuma cara menjelaskan jenis emulsi dalam produk, termasuk kompon. O/W itu singkatan dari oil-in-water, artinya minyaknya ada di dalam fase air. Sedangkan W/O atau water-in-oil berarti airnya yang ada di dalam fase minyak. Nah, jenis emulsi ini cukup berpengaruh ke karakter kompon waktu dipakai.

Kompon dengan basis water-in-oil (W/O) alias oil-based biasanya terasa lebih “licin” dan padat saat dioleskan ke permukaan. Karena fase dominannya minyak atau pelarut, kompon ini punya daya potong tinggi dan bisa bekerja lebih lama di permukaan sebelum mengering. Cocok banget buat pekerjaan heavy cut yang butuh tenaga ekstra buat ngilangin baret dalam atau oksidasi berat di clear coat.

Sebaliknya, water-based (O/W) lebih ringan dan cepat mengering karena lebih banyak mengandung air. Kompon jenis ini sering dipakai buat tahap finishing atau one-step karena lebih bersih, minim residu, dan gampang dibersihkan setelah pemolesan selesai. Biasanya juga menghasilkan debu yang lebih sedikit dibanding oil-based, jadi area kerja tetap lebih rapi.

Salah satu hal yang bikin banyak orang suka oil-based adalah efek gloss awal yang tinggi. Karena kandungan polishing oil-nya cukup banyak, hasil kilap langsung kelihatan begitu selesai dipoles. Tapi ini juga jadi “jebakan” buat sebagian detailer, karena kilap itu kadang nutupin baret halus yang sebenarnya belum hilang. Makanya sebelum lanjut ke coating, panel tetap harus dibersihin pakai IPA biar kelihatan kondisi aslinya.

Water-based, sebaliknya, nggak terlalu meninggalkan lapisan minyak. Jadi setelah proses pemolesan selesai, permukaan panel langsung bisa dilanjutkan ke tahap coating atau wax tanpa degreasing tambahan. Ini bikin kerja jadi lebih cepat, apalagi kalau dikejar target waktu.

Dari sisi pendinginan, water-based juga unggul karena kandungan airnya membantu menurunkan suhu permukaan saat dipoles. Oil-based lebih panas karena pelumasnya lebih pekat, jadi harus hati-hati biar nggak overheat saat main rotary di RPM tinggi. Tapi sisi positifnya, oil-based terasa lebih “basah” dan licin saat dipoles, bikin proses pemotongan lebih stabil.

Kalau ngomongin residu dan kebersihan, water-based jelas lebih unggul. Sisa kompon gampang dilap pakai microfiber, sementara oil-based kadang ninggalin lapisan minyak yang lengket. Untuk mobil dengan warna gelap yang gampang nampilin swirl atau hologram, water-based sering lebih aman buat hasil akhir yang bersih dan jernih.

Umur simpan juga sedikit beda. Oil-based biasanya tahan lebih lama tanpa pengawet tambahan karena kandungan airnya minim. Sementara water-based butuh pengawet supaya nggak rusak atau tumbuh jamur. Tapi sekarang sih teknologi udah maju, water-based modern juga awet dan stabil asal kemasannya rapat.

Jadi, kalau kamu lagi cari kompon buat kerja berat, potong cepat, dan butuh efek kilap langsung, oil-based bisa jadi pilihan. Tapi kalau pengen kerja bersih, minim debu, gampang dibersihin, dan langsung lanjut ke coating, water-based jauh lebih praktis. Dua-duanya punya tempat masing-masing, tinggal disesuaikan aja sama kebutuhan dan gaya kerja kamu.

Add Your Heading Text Here